Senin, 18 Januari 2016

CERPEN KEBAHAGIAAN SESAAT

Suatu ketika hiduplah sepasang suami istri yaitu Dino dan Putri yang bahagia dan mempunyai satu anak perempuan yaitu Maria. kehidupan yang sudah tujuh tahun bersama-sama di jalani dan menghadapi lika-liku kehidupan. 
Dino bekerja di sebuah perusahaan yang terkenal di Bogor dan perusahaan yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan di Amerika. Dino yang selalu sibuk bekerja tidak begitu banyak waktu bersama keluarga, tetapi istri dan anaknya selalu mengerti akan kesibukan Dino dan Dino melakukan itu demi mencari nafkah dan membutuhi kebutuha Istri dan anaknya. Namun, jika Dino mempunyai waktu walau itu sedikit saja Dino tetap menyempatakan untuk bermain bersama Maria anaknya dan istrinya.
Diselang kesibukan Dino, ia ingin sekali mengajak istri dan anaknya liburan. setelah Dino memikirkan waktu yang tepat untuk itu, Dino langsung segera pulang kerumah untuk memberitahukan kabar gembira. sesampainya di rumah Dino menemui Putri.
"Putri?"(memanggil dengan suara yang begitu keras dengan wajah yang begitu bahagia). Dan tiba-tiba Putri keluar bersama anaknya "Ada apa Ayah?" (kata istrinya). "mulai besok ayah ada cuti selama seminggu, jadi ayah ingin mengajak kalian liburan ke pantai. Dengan wajah yang gembira istri dan anaknya teriak karena bahgia mendengar berita itu.

Kini tibalah waktunya Dino, istri dan anaknya liburan selama perjalan mereka merasakan kebahagiaan tanpa ada kekurangan satu apapun. 
Tibalah mereka di pantai, selama berjam-jam mereka menikmatinya dari pagi dan sore hari tibalah waktunya tetapi istri dan anaknya masih asyik bermain. 
sebagai seorang ayah yang mempunyai tanggung jawab yang besar, ayah yang sangat mencintai anak dan istrinya begitu menjaga dan menyayangi mereka.
Dino yang sembari menunggu istri dan anaknya selesai dan merasa puas bermain, Dino berjalan dan menuju pinggir pantai sambil minum dan menikmati angi pantai yang berhembus memberikan kesejukan. Tidak lama kemudian muncullah ombak besar dari ujung laut, ombak yang begitu dahsyat. Dino dan istri serta anaknya tidak melihat bahwa akan ada badai besar dari ujung pantai. setelah ombak yag sudah hampir mendekat Dino langsung sadar dan saat Dino melihat dan merasa kaget akhirnya Dino tiba-tiba pergi berlari menemui dan mnyelamatkan istri dan anaknya, semua orang-orang yang sedang berlibur pun berlarian meninggalkan pantai itu. Namun, takdir sudah digariskan ombak yang begitu dahsyat tidak bisa dikalahkan. Istri dan anaknya telah terselimuti ombak. Dino tidak bisa menyelamatkan istri dan anaknya akhirnya penuh dengan rasa kecewa dan kehilangan besar yang dia rasakan membuat dia hilang arah dan tidak memiliki tujuan hidup. 
Waktu demi waktu dan langit sudah gelap menandakan malam, di pinggir pantai Dino duduk sambil melihat kejauhan pantai sambil meneteskan air mata yang pahit dia alami selama hidupnya.
sambil menangis Dino tiba-tiba teriak "Tuhan mengapa tidak ikut saja aku Kau ambil? ambil nyawaku, aku tidak bisa hidup tanpa mereka".
Setelah Dino teriak dan terdiam, tiba-tiba Dino mengkhayal dan tanpa disadarinya dia berhalusinasi Dino melihat dan mendengar suara istri dan anaknya sedang tertawa dan bermain berlari-larian. Dino memanggil anak dan istrinya "Istriku....,, anakku... kemana kalian? mengapa sampai malam kalian tidak pulang menemui ayah, kembalilah!!! ayah ingin memeluk kalian". 
Hidup yang terasa indah tanpa kekurangan satu apa pun, hidup yang terasa sempurna kini menjadi hidup yang tanpa tujuan dan memberikan luka yang begitu dalam seumur hidupnya















Sabtu, 07 November 2015


PUISI
PERJUANGAN DI RANTAU ORANG

Oleh Elisabet Nababan

Tatkala mendengar nasehatmu saat kau berkata
Pergi, berjuang dan kembalilah saat kau menjadi orang sukses
Air mata yang tidak dapat kubendung lagi
Pedih, sakit rasanya kini aku tidak dihadapanmu
Hati yang tidak tega meninggalkanmu dan kampung halaman
Demi cita-cita aku harus pergi merantau
Disana tak ada yang aku kenal, disini seorang diriku berjuang
Tapi doamu tetap melindungiku
Apa yang bisa kuberi untuk membalas itu semua ibu?
Doamu adalah jalan kesuksesanku
Ketika aku berhasil akan kuberi segalanya buatmu ibu
Walau tak terbalaskan dan tak bisa dibayar oleh apapun.
Agar aku dapat membuatmu tersenyum dan bangga
Bahwa anakmu akan menjadi orang sukses
Tanggal: 29 Oktober 2015


KREATIVITAS SASTRA


 (FABEL)
DURI SEEKOR LANDAK
Pada suatu pagi yang sangat cerah seekor singa pergi mencari makan, tetapi singa tak kunjung mandapatkan makanan itu sampai singa bertemu landak yang begitu santainya dan asik makan sampai lahap ditengah perjalanannya dan mengajak seekor landak itu untuk berbincang-bincang. Landak yang begitu sombong tidak peduli dengan keluhan singa.
Hingga akhirnya singa pun memohon supaya landak membagikan makanan kepada singa. “ landak aku lapar dari tadi pagi aku tidak mendapatkan makanan, aku sudah lelah landak, aku kelaparan”, kata singa sambil memohon-mohon kepada landak. Saat singa memohon-mohon dengan sombongnya landak menjawab “lalu untuk apa kamu mengeluh kepadaku singa jelek?” kata landak dengan sinis. “bisakah aku meminta sedikit makananmu landak? Supaya aku kuat untuk mencari makan lagi dan kalau nanti aku sudah mendapatkan makanan aku akan menggantikan makananmu lima kali lipat dari yang akan kamu berikan kepadaku”, kata singa dengan menegaskan. Lalu landak menjawab “saya tidak yakin kalau kamu akan mengganti makananku lima kali lipat, kamukan sangat sulit untuk mendapatkan makanan apalagi menggantinya lima kali lipat dari yang akan aku beri, itu takkan mungkin” kata landak dengan sombongnya. Singa tak berhenti memohon-mohon kepada landak dan membuat supaya singa dapat meyakinkan landak hingga makanan itu dapat disantapnya.
Lalu setelah itu landak berkata “baiklah singa saya akan memberikan kamu makanan, tetapi dengan syarat selama 3 minggu kamu harus menggantikan makananku lima kali lipat dari yang aku beri setelah 3 minggu kemudian kamu sudah mendapatkan makanan aku akan menemuimu di hutan seberang dekat sungai dan apabila kamu tidak menggantinya kamu akan aku tusuk dengan duri-duriku, bagaimana?” landak bertanya. “iya landak saya setuju dan saya janji akan menggantikan makananmu itu lima kali lipat” kata singa dengan meyakinkan.
Setelah 3 minggu berlalu saat matahari bersinar landak berjalan dengan senang hati pergi menemui singa ke tempat yang sudah dijanjikan. Sesampainya landak di sana ternyata singa tak ada dan tetap menunggu. Hingga sore hari singa tak kunjung datang dan membuat landak sangat marah dan kesal karena singa tidak menepati janjinya. Landak mencari-cari singa tetapi tidak dapat ditemui.
            Suatu hari landak menemui kancil karena landak menyesal dan kecewa dengan kebohongan singa. Sesampainya, bertemu dengan kancil landak menceritakan semua yang terjadi dan minta tolong supaya membantu si landak untuk menemui singa dan menagih janji yang telah mereka sepakati. Saat kancil berfikir apa yang akan dilakukannya. Setelah kancil mendapatkan ide kancil akan pergi menemui landakdan akan membawa landakuntuk menemui singa. Kancil berkata, “baiklah landak saya akan menemui landakdan akan berpura-pura mengajak dia kesuatu tempat, saat saya membawa landak kamu harus mendatanginya dari belakang” kata kancil dengan menjelaskan.
Setelah itu kancil pergi menemui singa, selama perjalanan kancil mengajak singa berbincang-bincang dan berpura-pura tidak tau apa yang terjadi antara landakdan singa. Tiba-tiba saat kancil dan singa sedang asik berbicara landak datang dan tanpa pikir panjang landak menusukkan duri-durinya kepada singa dan membalas kebohongan yang telah dilakukannya. “aduuuuuuhhhh……….. sakiiiiiiitttt….”teriak singa. Kancil berkata “landak kamu tidak boleh melukainya dengan durimu dan tidak boleh main hakim sendiri” kata kancil dengan menasehati. Landak menjawab dengan marah “tetapi dia sudah membohongiku kancil, aku telah dibohongi dengan mengganti makananku lima kali lipat dari yang telah aku berikan kepadanya tetapi tidak sedikitpun dan dia ingin pergi membawa kebohongannya”, kata landak dengan marah, “sekarang aku mau kamu ganti makananku lima kali lipat sesuai yang sudah kita janjikan kalau tidak aku tidak akan mencabut duri-duriku dari tubuhmu”.
Lalu singa berkata “aku belum mendapatkan makanan landak, maafkan aku sudah membohongi kamu” kata singa sambil minta maaf dan menangis” tetapi landak tetap menunjukkan wajah yang sangat marah dan sinis. Kata kancil “landak terimalah hukuman dari perbuatanmu dan jangan ulangi lagi untuk berbohong”. Singa berkata “iya kancil, aku janji tidak akan membohongi siapapun itu dan aku minta maaf aku akan terima hukuman yang kamu beri dan setelah saya dapat mengganti makananmu tolong lepaskan duri-duri dari tubuhku, kata singa sambil kesakitan. Landak menjawab dengan kesal “iyah singa pembohong” lalu landak dan kancil pergi meninggalkan singa sendirian untuk menyesali perbuatannya.